Nama :
Emi Fitri Utami
NIM :
2016 050004
Mata Kuliah :
TCP/IP Statis dan Dinamis
Kali ini
penulis akan menshare mengenai apa sih IPV4 ? dan gimana contoh kasusnya ?
Internet Protocol (IP) ini sendiri didefinisikan salah
satu protokol tertua dan terpenting di dalam jaringan komputer , khususnya pada
Network Layer, yang berfungsi di dalam proses pengalamatan pada jaringan
komputer (berupa IP Address) dan proses routing (untuk membantu di dalam
memberikan rute yang ditempuh oleh paket data dari komputer pengirim ke
komputer penerima). Selain IP yang merupakan protokol utama pada Network Layer,
ICMP dan ARP juga merupakan bagian terpenting di Network Layer. Pada
jaringan komputer, IP umumnya selalu bekerja sama dengan protokol TCP. Pada
artikel penulis yang sebelumnya http://oslinux1.blogspot.co.id/2016/09/panduan-mengecek-tcp-dan-udp.html
penulis telah menjelaskan protokol yang bekerja pada Network Layer yaitu
TCP dan UDP. TCP disini bekerja sama dengan IP dan IP ini dalam bentuk
pengalamatan berupa IP Address. IP Address merupakan alamat identifikasi unik
yang dimiliki oleh setiap komputer dan perangkat terhubung lainnya di dalam
jaringan komputer, sebagai penanda dan alamat dari komputer atau perangkat
terhubung bersangkutan.
Dilihat dari
cakupan penggunaan IP Address di dalam jaringan komputer, IP Address dibedakan
menjadi 2, yaitu IP Address Public dan IP Address Private.
Dilihat dari
bagaimana pengguna melakukan konfigurasi untuk memperoleh IP Address, IP
Address dibagi menjadi 2, yaitu IP Address Dinamis dan IP Address Statis.
Berdasarkan
jumlah daya tampung pengguna jaringan komputer yang dapat ditangani, IP
dibedakan menjadi 2, yaitu IPV4 dan IPV6.
Disini, saya
hanya memfokuskan pembagian IP berdasarkan jumlah daya tampung pengguna
jaringan komputer yang dapat ditangani yaitu IPV4. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini uraiannya.
A. IPV4 (IP Address versi 4)
IPV4 (IP
Address versi 4) terdiri atas 4 oktet, di mana setiap oktet mampu menangani 255
buah komputer di dalmnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk seluruh komputer
dan perangkat terhubung di jaringan komputer saat ini, IPV4 hanya mampu
menangani jumlah pengguna maksimal 255 x 255 x 255 x 255 = 4.228.250.625 buah
komputer. Solusi yang diberikan untuk keterbatasan ini adalah dengan
menggunakan NAT (Network Address Translation), yaitu sebuah cara untuk membagi,
mengubah, dan memodifikasi informasi pemetaan dari sebuah IP Address di dalam
Network Layer untuk dapat mencakup 2 buah atau lebih komputer di dalam jaringan
lokal yang memiliki IPV4 Private di dalamnya.
Terdapat 5
kelas pada IPV4 ini,diantaranya :
- Kelas A
Kelas A ini digunakan untuk jaringan berskala besar, dikarenakan kelas A memiliki
jangkauan (range) untuk pengalamatan berbasiskan Internet Protocol dalam bentuk
IPV4 yang dimulai dari 1.0.0.0-127.255.255.255. Jumlah jangkauan tersebut mampu
membentuk 126 buah jaringan, di mana setiap jaringan mampu menampung hingga
16,777,214 buah computer (host) dan perangkat terhubung lainnya. Pengalamatan
kelas A ini banyak digunakan terutama pada IP Public, misalnya oleh penyedia
layanan akses internet dan operator telekomunikasi.
- Kelas B
Kelas B ini digunakan untuk jaringan berskala menengah ke atas, dikarenakan kelas
B memiliki jangkaun (range) untuk pengalamatan berbasiskan Internet Protocol
dalam bentuk IPV4 yang dimulai dari 128.0.0.0-191.255.255.255. Jumlah jangkau
tersebut mampu membentuk 16.384 buah jaringan, dimana setipa jaringan mampu
menampung hingga 65.534 buah computer dan perangkat terhubung lainnya.
Pengalamat kelas B ini relative banyak digunakan pada IP Public maupun IP Private,
terutama pada perusaahn dan perguruan tinggi yang memiliki banyak ruangan dan
gedung di dalamnya.
- Kelas C
Kelas C ini digunakan untuk jaringan berskala kecil, dikarenakan kelas C hanaya
memiliki jangkaun (range) untuk pengalamatan berbasiskan Internet OProtocol dalam
bentuk IPV4 yang dimulai dari 192.0.0.0-223.255.255.255. Jumlah jangkaun tersebut
hanya mampu membentuk 2.097.152 buah jaringan, di mana setiap jaringan tersebut
hanya mampu menampung hingga 254 buah computer dan perangkat terhubung
lainnya. Pengalamat kelas C ini tuidak banyak digunkana pada IP Public, namun di
dalam pemanfaatn pada intranet (IP Private) kelas C sangat banyak digunakan seperti
di dalam suatu kos atau rumah kontak dan gedung kecil.
-
Kelas D
Kelas D ini tidak digunakan untuk keperluan umum, layaknya kelas A, B, dan C,
dikarenakan kelas D digunakan hanya untuk keperluan opengalamatan IP Multicast.
Artinya IP untuk computer dan perangkat terhubung lainnya di dalam satu jaringan.
Kelas D memiliki jangkaun (range) untuk pengalamatan berbasiskan Internet Protocol
dalam bemtuk IPV4 yang dimulai dari 224.0.0.0-239.255.255.255.
- Kelas EKelas E ini diperuntukkan untuk keperluan riset saja. Kelas E dimulai dari jangkauan
(range) 240.0.0.0-255.255.255.255. Kelas E tidak banyak dibahas di dalam beragam
literature jaringan computer.
B. Contoh
Studi Kasus : Subnetting IP Address (IPV4) dan Alokasi
Sebelum mulai mengerjakan contoh
studi kasus pada IPV4, penulis akan membahas sedikit mengenai subnetting.
Dimana Subnetting ini merupakan proses untuk melakukan subnet pada pengalamatan
jaringan komputer berbasiskan IP Address dengan menggunakan Net Mask dan Subnet
Mask. Subnetting digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan komputer, baik
System Administrator, Network Administrator, maupun pengguna biasa di dalam
mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address untuk setipa ruangan dan
gedung sesuai dengan kebutuhan. Proses Subnetting ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Net Mask standar untuk setiap kelas maupun dengan membagi-baginya
ke dalam unit-unit yang lebih kecil, yang disebut dengan Subnet Mask.
Subnet Mask yang
bisa digunakan untuk melakukan subnetting :
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
Contoh studi
kasus dan pembahasannya :
Sebuah kampus
di Kota Denpasar yaitu Kampus Emerald International dengan 3 lantai. Pada lantai
kedua terdapat 3 lab. Lab pertama diketahui memiliki blok alamat IP Address
kelas C yang dimulai dengan alamat 192.168.1.0/26. Kampus Emerald International
ini memerlukan 3 buah subblok alamat, di mana setiap sub blok menggunakan
subnet yang berbeda. Perianciannya : subblok pertama dengan 8 alamat IP (untuk
dosen), subblok kedua dengan 16 alamat IP (untuk mahasiswa praktikum), dan
subblok ketiga dengan 16 alamat IP (untuk mahasiswa ujian).
Tuliskan range
alamat IP beserta dengan subnet masing-masing. Gunakan log untuk memudahkan
Anda di dalam melakukan perhitungan.
Pembahasannya
:
- Pahami terlebih dahulu mengenai log. Tanda ^ artinya pangkat.
Contoh : 2^3 =
8 = log^2 8 =3.
- Di dalam jaringan jumlah Subnet Mask (bit) tidak kurang dari 32.
- Lihat angka 26 di bagian belakang pada alamat awal di 192.168.1.0/26. Angka ini menyatakan Prefix Length atau jumlah bit yang dapat ditandai pada jaringan komputer untuk alokasi alamat berbasiskan IP Address. Ini berarti jumlah alamat IP yang bisa di alokasikan untuk perusahaan adalah 2 (32-26) = 2(6)= 64 buah alamat IP. Karena alamat awal dimulai dari 192.168.1.0, maka alamat terakhir untuk dapat mencapai jumlah IP sebanyak 256 buah adalah 192.168.1.64.
- Urutkan dari yang besar ke kecil. Di karenakan supaya mudah dalam melakukan pengalamatannya. Yaitu dari 16 blok, 16 blok, dan 8 blok. 16 bloknya bisa di ambil dari ruang 3 ataupun 2 karena jumlah bloknya sama banyak. Berhubung setiap subbloknya dengan permintaan jumlah IP sudah genap (merupakan perpangkatan dua). Dikatakan genap bisa dilihat pada jumlah IP masing-masing subblok, yaitu 8 blok = 2^3, 16 blok = 2^4. Jadi tidak perlu lagi melakukan penggenapan.
III = 16 = 2^4
II = 16 = 2^4
I = 8 = 2^3
- Range IP pada subblok III dengan 16 buah subblok
Karena alamat IP yang pertama adalah 192.168.1.0/26,
maka alamat IP terakhir pada subblok ke III yaitu 192.168.1.15. 15 disini
berawal dari = 16 buah blok dihitung dari 0-15, jika dihitung dari 0-15 maka
bloknya berjumlah 16 buah. Kemudian 0+15=15.
Untuk menentukan subnet masknya, dilakukan dengan cara
perhitungan 32 – log ^2 16 = 32-4= 28. 32 ini merupakan jumlah subnet masknya
(bit). Jadi, untuk sub blok ketiga yang diminta oleh Kampus Emerald
International adalah 192.168.1.0/28 – 192.168.0.15/28.
- Range IP pada subblok II dengan 16 buah subblok
Karena IP ada blok ketiga berakhir pada alamat
192.168.0.15, maka pada blok kedua ini dimulai dengan alamat IP 192.168.0.16.
Seperti cara pada blok ketiga untuk mengetahui alamat IP yang terakhir (16+15 =
31), sehingga alamat IP terakhirnya = 192.168.0.31. Untuk menentukan subnet
masknya, dilakukan dengan cara perhitungan 32 – log ^2 16 = 32-4= 28. 32 ini
merupakan jumlah subnet masknya (bit). Jadi, untuk sub blok ketiga yang diminta
oleh Kampus Emerald International adalah 192.168.1.16/28 – 192.168.0.31/28.
- Range IP pada subblok I dengan 8 buah subblok
Karena IP ada blok kedua berakhir pada alamat 192.168.0.31,
maka pada blok pertama ini dimulai dengan alamat IP 192.168.0.32. Seperti cara pada
blok kedua untuk mengetahui alamat IP yang terakhir (32+7 = 39), sehingga
alamat IP terakhirnya = 192.168.0.40. Untuk menentukan subnet masknya,
dilakukan dengan cara perhitungan 32 – log ^2 8 = 32-3= 29. 32 ini merupakan
jumlah subnet masknya (bit). Jadi, untuk sub blok ketiga yang diminta oleh
Kampus Emerald International adalah 192.168.1.32/29 – 192.168.0.39/29.
Referensi : Pratama, IPAE. Handbook Jaringan Komputer. Informatika. Bandung. 2014.
izin copas ya mind
BalasHapus